klik

Pages

Thursday 7 May 2015


IMUNISASI UNTUK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS DAN BAYI BARU LAHIR
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus Dan Bayi Baru Lahir
Yang Diampu Oleh Nurina Ayuningtyas, SST, M.Kes.



    Di Susun Oleh :   
Febby Laela Pangestika        (62013021)


AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI PUTRA BANGSA PURWOREJO
2014







KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Imunisasi untuk pertumbuhan dan perkembangan Bayi”
Dalam menyelesaikan makalah ini tidak terlepas dari kerja sama teman-teman. Karena itu ucapan terima kasih saya sampaikan kepada kalian, atas kerja samanya, orang-orang terdekat atas pengertiannya dan pihak-pihak lain yang telah membantu saya dalam penyelesaian makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dimana sebagai manusia biasa tidak pernah luput dari kekhilafan seperti pepatah yang mengatakan “tiada gading yang tak retak, dan tak ada mawar yang tak berduri”, maka saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan. Dan saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.


Purworejo,  Oktober 2014
Penyusun









BAB I
PENDAHULUAN
I.    Latar Belakang
Selama dalam proses tumbuh kembang, anak memerlukan asupan gizi yang kuat, penilaian nilai agama dan budaya, pembiasaan disiplin yang konsisten dan upaya pencegahan. Salah satu upaya pencegahan penyakit, yaitu pemberian imunisasi. Pemahaman tentang imunisasi diperlukan sebagai dasar dalam memberikan asuhan kebidanan terutama pada anak sehat  dan implikasi konsep imunisasi pada saat merawat anak sakit.
Tujuan jangka pendek dari pelayanan imunisasi adalah pencegahan penyakit secara   perorangan atau kelompok, sedangkan tujuan jangka panjang adalah eradikasi atau eliminasi suatu penyakit.
Dari penyakit menular yang telah ditemukan, sampai saat ini di Indonesia baru tujuh macam yang diupayakan pencegahannya melalui program imunisasi yang selanjutnya kita sebut “Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)”
Sejak dimulainya program imunisasi di Indonesia pada tahun 1956, saat ini telah dikembangkan tujuh jenis vaksinasi yaitu BCG, Campak, Polio, DPT.

II.    Rumusan Masalah
1.    Apa saja definisi dari imunisasi?
2.    Apa saja macam imunisasi?
3.    Apa manfaat imunisasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi?
4.    Apa efek samping dari imunisasi?
5.    Apa saja penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi  ?
III.    Tujuan
1.    Untuk mengetahui apa definisi dari imunisasi.
2.    Untuk mengetahui macam-macam imunisasi.
3.    Untuk mengetahui manfaat imunisasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi.
4.    Untuk mengetahui efek samping dari imunisasi.
5.    Untuk mengetahui penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan dalam upaya untuk mencegah timbulnya penyakit tertentu.
Imunisasi merupakan suatu sistem kekebalan yang diberikan pada manusia dengan bertujuan melindungi individu tersebut dari penyakit yang dapat membahayakan jiwa. Yang harus diketahui dari imunisasi adalah:
1.    Imunisasi melindungi anak terhadap beberapa penyakit berbahaya. Anak yang tidak mendapat imunisasi akan lebih mudah jatuh sakit dan menjadi cacat selamanya atau kurang gizi dan kemudian meninggal.
2.    Imunisasi tetap aman dilakukan bagi anak yang sedang sakit ringan, cacat atau kurang gizi.
3.    Semua ibu hamil, termasuk mereka yang sebelumnya pernah mendapatkan imunisasi, oerlu mendapatkan vaksinasi tetanus toxoid untuk melindungi diri dari tetanus. Sebaiknya berkonsultasi kepada petugas Puskesmas tentang imunisasi tetanus ini.
Sesuai dengan komitmen global saat ini, Indonesia sedang melaksanakan eliminasi Tetanus Neonatorum. Imunisasi ini diberikan pada semua wanita uasia subur termasuk ibu hamil sebanuyak 5 dosis. Wanita usia subur yang telah mendapatkan vaksin secara lengkap dan tepat, akan terlindungi seumur hidupnya dan bayinya akan terlindungi selama beberapa minggu setelah dilahirkan.
Setiap pemberian imunisasi harus menggunakan jarum dan alat suntik baru yang suci hama (steril). Masyarakat harus senantiasa mengingatkan hal ini kepada petugas.
Penyakit dapat menyebar dengan mudah apabila orang berkumpul bersama. Semua anak yang tinggal di lingkungan yang padat penduduk seperti tempat pengungsian, bencana.

B.    Macam-macam imunisasi
Prinsip pemberian imunisasi dalam hal ini adalah memasukkan kuman yang telah dilemahkan ke dalam tubuh yang fungsinya untuk menangkal penyakit. Cara pemberian imunisasi ini adalah melalui suntikan ataupun oral (lewat mulut). Melalui imunisasi, beberapa penyakit bisa dilenyapkan seperti halnya penyakit cacar di tahun 1970-an. Sejarah pun telah mencatat, bahwasannya imunisasi menyelamatkan banyak generasi dan memperpanjang kemungkinan hidup seseorang. Di Indonesia, program imunisasi mulai dikenalkan pada 1956.
Berikut beberapa jenis imunisasi lengkap dan manfaat imunisasi yang diberikan antara lain adalah :
1.    Imunisasi Hepatitis B
Pemberian vaksinasi hepatitis B ini berguna untuk mencegah virus Hepatitis B yang dapat menyerang dan merusak hati dan bila hal itu terus terjadi sampai si anak dewasa akan bisa menyebabkan timbulnya penyakit kanker hati.
2.    Imunisasi BCG.
Pemberian vaksinasi dan juga imunisasi BCG ini bermanfaat dan berguna dalam rangka untuk mencegah timbulnya penyakit TBC. Dilakukan sekali pada bayi dengan sebelum usia 3 bulan. Biasanya dilakukan bila bayi berusia 1 bulan. Bila bayi telah berusia lebih dari 3 bulan dan belum mendapat imunisasi BCG maka harus dilakukan uji tuberkulin untuk mengetahui apakah bayi sudah terpapar bakteri TBC. Imunisasi bisa diberikan bila hasil tes tuberkulin negatif.
3.    Imunisasi DPT
Diberikan dalam rangka untuk pencegahan terjadinya penyakit Difteri, Pertusis dan Tetanus. Penyakit Difteri dapat menyebabkan pembengkakan dan penyumbatan pernafasan, serta mengeluarkan racun yang dapat melemahkan otot jantung. Penyakit Pertusis yang dalam kondisi berat bisa menyebabkan terjadinya pneumonia.
Kuman Tetanus mengeluarkan racun yang menyerang syaraf otot tubuh, sehingga otot menjadi kaku, sulit bergerak dan bernafas. Kalau penyakit campak berat dapat mengakibatkan radang paru berat (pneumonia), diare atau bisa menyerang otak.
4.    Imunisasi Polio.
Ini adalah jenis vaksinasi yang pemberiannya melalui oral (mulut) dan manfaat imunisasi polio ini untuk mencegah penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan atau kecacatan. Imunisasi diberikan sebanyak 4 kali, yaitu saat bayi berusia 1 sampai 4 bulan.

5.    Imunisasi Campak.
Tujuan pemberian imunisasi campak ini adalah mencegah penyakit campak. Pemberiannya hanya sekali saja yaitu pada saat anak berusia 9 bulan. Pemberiannya dapat diulang pada saat anak masuk SD atau mengikuti program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) yang dicanangkan pemerintah.
Untuk jadwal pemberian imunisasi berdasarkan atas usia bayi adalah sebagai berikut :
a.    Bayi Umur < 7 Hari : Hepatitis B (Hb)0.
b.    1 Bulan : BCG, Polio 1
c.     2 Bulan : DPT / HB1, Polio 2.
d.    3 Bulan : DPT / HB2, Polio 3.
e.    4 Bulan : DPT / HB3, Polio 4.
f.    9 Bulan : Campak.
Imunisasi bisa meningkatkan imunitas tubuh dan menciptakan kekebalan terhadap penyakit tertentu dengan menggunakan sejumlah kecil mikroorganisme yang dimatikan atau dilemahkan.
Tujuan imunisasi merupakan upaya yang dilakukan untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Inilah yang dimaksud dengan pentingnya imunisasi bagi anak bayi kita semuanya.

C.    Manfaat Imunisasi
Manfaat imunisasi adalah begitu banyak bagi kesehatan serta pertumbuhan perkemabangan anak-anak kita kelak di kemudian hari. Karena memang ketika bayi baru lahir saja sudah harus mendapatkan vaksinasi imunisasi bagi bayi baru lahir ini. Untuk itulah pentingnya kita mengenal akan berbagai jenis vaksinasi dan juga manfaat vaksinasi imunisasi bagi bayi balita buah hati kita masing-masing.
Tujuan pemberian imunisasi dasar lengkap pada saat bayi diharapkan akan memberikan fungsi serta manfaatnya dalam hal untuk melindungi bayi yang kadar imunitas tubuhnya masih sangat rentan dari penyakit yang bisa dan dapat untuk menyebabkan kesakitan, kecacatan, ataupun bahkan kematian bayi.
Imunisasi adalah merupakan bagian dari pemberian vaksin (virus yang dilemahkan) kedalam tubuh seseorang untuk memberikan kekebalan terhadap jenis penyakit tertentu. Imunisasi merupakan suatu sistem kekebalan yang diberikan pada manusia dengan tujuan melindungi individu tersebut dari penyakit yang dapat membahayakan jiwa anak-anak kita.

D.    Efek Samping Dari Imunisasi
1.    DPT
Demam ringan, nyeri dan kadang bengkak pada daerah penyuntikan
2.    Campak
a.    Demam selama 1-2 hari pada hari ke 5-6
b.    Kadang timbul bercak pada kulit sekitar tempat penyuntikan
3.    BCG
Pembengkakan kelenjar regional menjadi pecah; ulkus, luka dibiarkan (tidak perlu diinsisiataupun kompres).
4.    Polio
Efek samping imunisasi polio adalah sebagai berikut :
a.    Sangat jarang, bila terjadi kelumpuhan ekstremitas segera konsul
b.    Diare
c.    Dehidrasi (tergantung derajat diare, biasanya hanya diare ringan).
5.    Hepatitis B
Tidak ada efek sampingnya.
Cara Penanganan efek samping/kejadian ikutan setalah pemberian imunisasi
1)    Bila timbul demam, lakukan:
·    Berikan kompres hangat (dahi, ketiak dan leher)
·    Beri banyak minum
·    Beri pakian yang tipis dan menyerap keringat
·    Ganti pakaina yang basah
·    Berikan obat  penurun panas sesuai anjuran dokter
2)    Bila timbul nyeri/bengkak dearah suntilkan, lakukan:
·    Beri kompres air  biasa ditempat sekitar suntikan
·    Diusap-usap sekitar daerah suntikan
·    Beri anak (ASI/mainan) agar dapat tidur
3)    Bila terjadi diare, lakukan:
·    Beri bayi banyak minum air putih, oralit, kuah sayur, sari buah, atau ASI.
·    Jangan berikan obat anti diare.
4)    Hal yang perlu mendapat perhatian setelah imunisasi:
·    Reaksi yang timbul pada imunisasi BCG dapat berupa koreng pada area    penyuntikan. Walau demikian tidak boleh dilakukan pengobatan terhadap luka, seperti memberinya obat oles, salep, bethadin, obat merah, dll. Karena hal tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan imunisasi.
·    Reaksi diare setelah imunisasi setelah imunisasi polio boleh diberikan ASI jika lama imunisasi sudah diberikan lebih dari 6 jam (tidak boleh mewmberikan ASI setelah imunisasi polio sebelum 6 jam berlalu).
·    Daerah yang disuntik tidak boleh dipijat, diberikan obat oles ataupun talk dan yang lainnya.
E.    Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
1.    TBC
Untuk mencegah timbulnya tuberkolosis (TBC) dapat dilakukan imunisasi BCG. Imunisasi BCGadalah singkatan dari Basillus Calmatto Guenin. Di Negara yang telah maju, imunisasi BCG diberikan kepada mereka yang mempunyai resikokontak dengan penderita TBC dan uji tuberkulinya masih negative, misalnya dokter, mahasiswakedokteran, dan perawat. Uji tuberculin adalah suatu tes (uji) untuk mengetahui apakah seseorang telah memiliki zat anti terhadap penyakit TBC atau belum.Di Indonesia pemberian imunisasi BCG tidak hanya terbatas pada mereka yang memiliki resikotinggi mengingat tingginya kemungkinan infeksi kuman TBC. Imunisasi BCG diberikan padasemua bayi baru lahir sampai usia kurang dari dua bulan.
Penyuntikan biasanya dilakukandibagian atas lengan kanan (region deltoid) dengan dosis 0,05 ml reaksi yang mungkin timbulsetelah penyuntikan adalah :Kemerah-merahan disekitar suntikan, dapat timbul luka yang lama sembuh di daerah suntikan,dan terjadi pembengkakan di kelenjar sekitar daerah suntikan (biasanya di daerah ketiak).Bila terjadi hal tersebut di atas yang penting adalah menjaga kebersihan terutama daerah sekitar luka dan segera bawa ke dokter.
2.    Difteri, Pertusis dan Tetanus
Penderita difteri, pertusis, dan tetanus ini bila tidak segera mendapat pertolongan yang memadaimaka berakibat fatal. Imunisasi DPT dimaksudkan untuk mencegah ketiga penyakit tersebut diatas. Imunisasi dasar diberikan tiga kali, pertama kali bersama dengan BCG dan polio, kemudian berturut-turut dua kali dengan jarak masing-masing 4 minggu (1 bulan). Imunisasi ulangan dapatdilakukan 1 tahun setelah imunisasi ketiga dan pada saat usia masuk sekolah dasar (5-6 tahun).Imunisasi selanjutnya dianjurkan tiap lima tahun dengan imunisasi DT (tanpa pertusis).
3.    Poliomyelitis
Penderita poliomyelitis apabila terhindar dari kematian banyak yang menderita kecacatansehingga imunisasi sebagai usaha pencegahan sangat dianjurkan.Imunisasi polio di Indonesia dilakukan dengan cara meneteskan vaksin sabin sebanyak 2 tetes dimulut. Pertama kali diberikan bersama BCG dan DPT pertama pada usia dua bulan. Kemudiandiulang dengan jarak 4 minggu sebanyak 4 kali. Imunisasi ulangan dilakukan satu tahun, setelahimunisasi dasar ke-4 dan saat masuk SD (6-7 tahun). Imunisasi tambahan dapat diberikan apabilaada resiko kontak dengan virus ganas.
4.    Hepatitis B
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara vaksin hepatitis B yang dipakai untuk program pemerintah di Indonesia adalah vaksin buatan Korean Green Cross yang dibuat dari plasmadarah penderita hepatitis B. Adapula vaksin yang dibuat secara sintetis. Vaksin ini dibuat dari selragi, misalnya H-B Vak II yang dikembangkan oleh MSD (Merck Sharp dan Dohme).
5.    Campak
Pencegahan penyakit campak dapat dilakukan melalui imunisasi. Imunisasi campak dilakukanketika bayi berumur sekitar 9 bulan. Imunisasi campak hanya dilakukan satu kali dankekebalannya bisa berlangsung seumur hidup. Imunisasi campak bisa diberikan sendiri atau bersama dalam imunisasi MMR(Sudarmanto,1997:22).


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Untuk melindungi bayi dan anak dari penyakit yang membahayakan fisik dan jiwa anak, maka mereka perlu diimunisasi.
Ibu hamil juga perlu mendapatkan imunisasi untuk melindungi diri sendiri beserta bayi yang dikandungnya terhadap tetanus. Maka peran suami, ibu, calon ibu, sanagt dibutuhkan demi melindungi bayi dan anak dari penyakit mematikan maupun cacat seumur hidup.

B.    Saran
1.    Tingkat pendidikan ibu tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.
2.    Jarak rumah ke Puskesamas tidak mempunyai pengaruh terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.
3.    Pengetahuan ibu mempunyai pengaruh positip terhadap kelengkapan imunisasi dasar, yang berarti bahwa semakin baik pengetahuan ibu tentang manfaat imunisasi akan berpengaruh meningkatkan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.
4.    Motivasi ibu mempunyai pengaruh positip terhadap kelengkapan imunisasi dasar. Yang berarti bahwa semakin baik motivasi ibu akan  berpengaruh meningkatkan kelengkapanimunisasi dasar pada bayi.
5.    Tenaga Kesehatan  Berupaya untuk meningkatan pengetahuan ibu tentang manfaat imunisasi dasar bagi bayi sehingga ibu yang mempunyai bayi berusaha meningkatkan kelengkapan imunisasi bayi melalui penyuluhanpenyuluhan di masyarakat.








DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.Aziz Alimul.2008.Pengantar ilmu Kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Hinchliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan. Jakarta : EGC
http://harry-arudam.blogspot.com/2012/03/pengertian-imunisasi.html (diakses pada tanggal 8 Oktober 2014 )

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright (c) 2010 Diary Ku. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes and Direct Line Insurance.