METODE
LENDIR SERVIKS DAN METODE SYMPTO THERMAL
KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA
BERENCANA
Disusun
untuk memenuhi tugas Kesehatan
Reproduksi dan Keluarga Berencana yang diampu oleh Nur Sholichah
S.S.iT.,M.Kes
Oleh
:
1.
Danny Wahyuningtyas (62013008)
2.
Febby Laela
Pangestika (62013021)
3.
Heny Eko Noviyanti (62013025)
AKADEMI
KEBIDANAN BHAKTI PUTRA BANGSA PURWOREJO
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Metode Lendir Serviks atau lebih dikenal
sebagai Metode Ovulasi Billings/MOB atau metode dua hari mukosa serviks dan
metode Simtomtermal adalah yang paling efektif. Cara yang kurang efektif
misalnya Sistem Kalender atau pantang berkala dan Metode Suhu Basal yang sudah
tidak diajarkan lagi oleh pengajar KBA. Hal ini disebabkan oleh kegagalan yang
cukup tinggi (>20%) dan waktu pantang yang lebih lama. Lagi pula sudah ada
cara lain yang lebih efektif dan masa pantang lebih singkat. Di Indonesia
dengan surat dari BKKBN Pusat kepada BKKBN Provinsi dengan SK 6668/K.S.
002/E2/90.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan KB lendir serviks ?
2. Apa yang di maksud dengan metode sintronetral ?
3. Apa keuntungan dari KB lendir serviks ?
4. Apa kerugian dari KB lendir serviks ?
5. Apa keuntungan dari metode sintronetal ?
6. Apa kerugian dari metode sintronetal ?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui KB lendir serviks
2. Untuk mengetahui metode sintronetal
3. Untuk mengetahui keuntungan KB lendir servis
4. Untuk mengetahui kerugian KB lendir serviks
5. Untuk mngetahui keuntungan dari metode sintronetal
6. Untuk mngetahui kerugian dari metode sintronetal
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Metode Lendir
Serviks
1.
Pengertian
Metode
ovulasi dikembangkan pada tahun 1950 an oleh dua orang doctor warga Negara
australi yaitu Drs. Evelin dan johan bellings kemudian diperkenalkan ke amerika
serikat pada awal tahun 1970 an. Metode
lendir cevic (metode ovulasi billings/MOB) metode
kontrasepsi dengan menghubungkan pengawasan terhadap perubahan lendir servik
wanita yang dapat di deteksi divulva. Metode ovulasi didasarkan pada
pengenalan terhadap perubahan lerdir servik selama siklus menstruasi yang
menggambarkan masa subur dalam servik dan waktu vertilitas maksimal dalam masa
subur.
2. Dasar
Perubahan
siklis dari lendir serviks yang terjadi karena perubahan kadar estrogen. Pola yang
diindentifikasi menunjukkan bahwa individu wanita dapat memperkirakan masa
ovulasi dengan cukup akurat tanpa harus memperhatikan perubahan suhu basal
tubuh. Perubahan pola tersebut antara lain :
a. hari-hari
kering :
setelah
darah haid bersih kebanyakan ibu mempunyai 1 sampai beberapa hari tidak
terlihat adanya lendir dan daerah vagina terasa kering.
b. hari-hari
subur :
Ketika
terobservasi adanya lendir sebelum ovulasi, ibu dianggap subur ketika terlihat
adanya lendir, walaupun jenis lendir yang kental dan lengket. Lendir subur yang
basah dan licin mungkin sudah ada servik.
c.
hari puncak
Adalah
hari terakhir adanya lendir licin, mulur dan adanya perasaan basah.
Kenali
masa subur dengan memantau lendir yang keluar dari vagina, pengamatan dilakukan
sepanjang hari dan ambil kesimpulan pada malam hari. Periksa lendir dengan jari tangan atau tissue di luar
vagina dan perhatikan perubahan perasaan kering basah. Tidak dianjurkan untuk
periksa kedalam vagina.
Untuk
menggunakan metode lendir servik (MOB), seseorang wanita harus belajar
mengenali pola kesuburan dan pola ketidak suburan. Untuk menghindari kekeliruan
dan untuk menjamin keberhasilan pada awal masa belajar, pasangan diminta secara
penuh tidak bersenggama pada satu siklus haid, untuk mengenali pola kesuburan
dan ketidak suburan.
3.
Efektifitas
Angka kegagalan metode kontrasepsi sederhana MOB ini
adalah 0,4 – 39,7 per 100 wanita pertahun.
4.
Keuntungan lendir
servik
a.
Dalam kendali
wanita
b.
Memberikan kesempatan
pada pasangan menyentuh tubuhnya
c.
Meningkatkan
kesadaran terhadap perubahan pada tubuhnya
d.
Memperkirakan
lendir yang subur sehingga memungkinkan kehamilan
e.
Dapat digunakan
mencegah kehamilan
5.
Kerugian/kekurangan
metode lendir servik
a.
Membutuhkan komitmen
b.
Perlu diajarkan
oleh spesialis KB alami
c.
Dapat membutuhkan
2-3 siklus untuk mempelajari metode
d.
Infeksi vagina
dapat menyulitkan identifikasi lendir yang subur
e.
Beberapa obat yang
digunakan mengobati flue dan sebagainya dapat menghambat produksi lendir
serviks
f.
Melibatkan sentuhan
pada tubuh, yang tidak disukai beberapa wanita
g.
Membutuhkan pantang
6.
Teknik penggunaan
metode lendir servik :
a.
Catatlah setiap
kali pengamatan dilakukan dengan suatu rangkaian kode misalnya stiker atau
tinta yang berwarna ataupun tulisan tangan. Contoh kode yang dipakai untuk
mencatat kesuburan:
1)
Pakai tanda * atau
merah untuk menandakan perdarahan atau haid
2)
Pakai huruf K atau
hijau untuk menandakan perasaan kering
3)
Gambar suatu tanda
@ & atau biarkan kosong untuk memperlihatkan lendir subur yang basah,
jernih, licin dan mulur
4)
Pakai huruf L atau
warna kuning untuk memperlihatkan lendir tak subur yang kental, putih, keruh
dan lengket.
b.
Periksa lendir
setiap kali kebelakang dan sebelum tidur, kecuali ada perasaan sangan basah
waktu siang. Setiap malam sebelum tidur, tentukan tingkat yang paling subur dan
beri tanda pada catatan untuk kode yang sesuai. Lendir mungkin akan berubah
pada hari yang sama.
c.
Abstinen/ pantang
senggama paling sedikit 1 siklus sehingga klien akan mengenali hari-hari
lendir, mengenali pola kesuburan dan pola ketidak suburan dengan bimbingan
pelatih
d.
Hindari senggama
pada waktu haid
e.
Pada hari kering setelah
haid, aman untuk bersenggama selang 1 hari
f.
Hindari senggama
segera setelah ada lendir jenis apa juga atau perasan basah muncul
g.
Tandai hari
terakhir dengan lendir jernih, licin dan mulur dengan tanda X. Ini adalah hari
puncak (hari ovulasi)
h.
Setelah hari
puncak, hindari senggama untuk 3 hari berikut siang dan malam. Pagi hari ke4
setelah kering, ini adalah hari-hari aman untuk bersenggama sampai hari haid
berikutnya
B.
Metode Sympto
Thermal
1.
Definisi
Metode kontrasepsi yang dilakukan dengan mengamati perubahan
lendir dan perubahan suhu badan tubuh.
2.
Dasar
Kombinasi antara bermacam metode KB alamiah untuk
menentukan masa subur/atau ovulasi
3.
Efektivitas metode
sympto thermal
Angka kegagalan metode sympto thermal ini adalah 4,9-34,4
kehamilan pada 100 wanita per 100.
4.
Keuntungan metode
sympto thermal
a.
Untuk pasangan
suami istri yang menginginkan kehamilan, metode ini dapat menentukan hari-hari
subur istri sehingga senggama dapat direncanakan pada saat-saat itu (disarankan
untuk bersenggama selang sehari mulai dari hari ke 9 sampai suhu basal badan
mencapai temperature yang kas)
b.
Dapat digabungkan
dengan metode-metode kontrasepsi lain misal dengan metode barier
5.
Kontraindikasi
metode sympto thermal
Umumnya
merupakan kontraindikasi relative :
a.
Siklus haid yang
teratur
b.
Siklus yang
an-ovulatoir
c.
Kurve suhu badan
yang tidak teratur
6.
Efek samping dan
komplikasi metode sympto thermal
Efek samping dan komplikasi langsung tidak ada. Persoalan
timbul bila terjadi kegagalan/ kehamilan, karena ada data-data yang menunjukkan
timbulnya kelainan janin sehubungan dengan terjadinya fertilisasi oleh
spermatozoa dan ovum yang berumur tua/ terlalu matang.
7.
Tehnik menggunakan
metode sympto thermal
a.
Klien dapat
menentukan masa subur dengan mengamati suhu tubuh dan lendir servik
b.
Setelah darah haid
berhenti, ibu dapat bersenggama pada malam hari dan pada hari kering dengan
berselang sehari selama tak subur
c.
Masa subur mulai
ketika ada perasaan basah atau muncul lendir
d.
Pantang bersenggama
sampai hari puncak dan aturan perubahan suhu telah terjadi
e.
Apabila aturan ini
tidak mengindentifikasi hari yang sama sebagai akhir masa subur, selalu ikuti
aturan paling konservatif, yaitu aturan yang mengidentifikasi masa subur yang
paling panjang.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode lendir cevic (metode
ovulasi billings/MOB) metode kontrasepsi
dengan menghubungkan pengawasan terhadap perubahan lendir servik wanita yang
dapat di deteksi divulva.
Metode sympto thermal adalah metode kontrasepsi yang
dilakukan dengan mengamati perubahan lendir dan perubahan suhu badan tubuh.
B.
Saran
Sebaiknya para wanita memilih
alat kontrasepsi yang benar dan tepat sesuai dengan kebutuhannya.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani,sri.2010.Pelayanan Keluarga Berencana.Yogyakarta:
Pustaka Rihana.
Siti
Mulyani, M dan Rinawati, M.2013.Keluarga
Berencana dan Alat Kontrasepsi. Yogyakarta:Nuha Medika.
0 comments:
Post a Comment