klik

Pages

Saturday 6 June 2015



KB METODE KALENDER DAN METODE SUHU BASAL
KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA BERENCANA
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana Yang Diampu Oleh Nur Sholichah, S.Si.T,.M.Kes.




Di Susun Oleh :
1.      Desi Hendrawati
2.      Fani Fitria Pangestu   
3.      Febby Laela Pangestika        


AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI PUTRA BANGSA PURWOREJO
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penyusun sehingga makalah Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana ini yang berjudul “KB Metode Kalender Dan Metode Suhu Basal” dapat selesai dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana, dimana sumber materi diambil dari beberapa media pendidikan, dan media internet guna menunjang keakuratan materi yang nantinya akan disampaikan.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan berguna bagi pembaca.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
                                                                                               
Purworejo,   April 2015
                                                                                                Penyusun






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Metode Kalender ?
2.      Apa saja manfaat Metode Kalender ?
3.      Apa saja keuntungan Metode Kalender ?
4.      Apa saja keterbatasan Metode Kalender ?
5.      Bagaimana efektifitas dari Metode Kalender ?
6.      Faktor apa saja yang menyebabkan Metode Kalender tidak efektif?
7.      Bagaimana penerapan Metode Kalender ?
8.      Apa manfaat dari Metode Suhu Basal ?
9.      Bagaimana efektifitas dari Metode Suhu Basal ?
10.  Faktor apa saja yang mempengaruhi Metode Suhu Basal ?
11.  Apa saja keuntungan dari Metode Suhu Basal ?
12.  Apa saja keterbatasan dari Metode Suhu Basal ?
13.  Faktor apa saja yang mempengaruhi Metode Suhu Basal ?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian Metode Kalender
2.      Untuk mengetahui manfaat Metode Kalender
3.      Untuk mengetahui keuntungan Metode Kalender
4.      Untuk mengetahui keterbatasan Metode Kalender
5.      Untuk mengetahui efektifitas dari Metode Kalender
6.      Untuk mengetahui Faktor yang menyebabkan Metode Kalender tidak efektif
7.      Untuk mengetahui penerapan Metode Kalender
8.      Untuk mengetahui manfaat dari Metode Suhu Basal
9.      Untuk mengetahui efektifitas dari Metode Suhu Basal
10.  Untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi Metode Suhu Basal
11.  Untuk mengetahui keuntungan dari Metode Suhu Basal
12.  Untuk mengetahui keterbatasan dari Metode Suhu Basal
13.  Untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi Metode Suhu Basal





























BAB II
PEMBAHASAN
A.    Metode kalender
Metode kalender atau pantang berkala merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang paling tua. Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. Knaus (ahli kebidanan dari Vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari Jepang). Metode kalender ini berdasarkan pada siklus haid atau menstruasi wanita.
Knaus berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Sedangkan Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak selau terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi antara 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya. Hasil penelitian kedua ahli ini menjadi dasar dari KBA sistem kalender .
1.      Pengertian
Metode kalender atau pantang berkala adalah metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi.
2.      Manfaat
a.       Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi.
b.      Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan
c.       Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan hubungan seksual saat masa subur atau ovulasi untuk meningkatkan kesempatan hamil.


3.      Keuntungan
Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut :
a.       Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana
b.      Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat
c.       Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya
d.      Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual
e.       Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi
f.       Tidak memerlukan biayah
g.      Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi
4.      Keterbatasan
Sebagai metode alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan antara lain :
a.       Memerlukan kerjasama yang baik antara suami dan istri
b.      Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya
c.       Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat
d.      Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur
e.       Harus mengamati siklus menstruasi minimal 6 kali siklus
f.       Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat)
g.      Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

5.      Efektifitas
Metode kalender akan lebih efektif jika dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan metode kalender, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur. Padahal masa subur setiap wanita ada yang tidak sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal 6 kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan lebih efektif 3 kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita pertahun.
6.      Faktor penyebab metode kalender tidak efektif
Hal yang dapt menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah :
a.       Penentuan masa tidak subur berdasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari)
b.      Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi, diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
c.       Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri
d.      Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur atau ovulasi dengan perubahan jenis mucus atau lendir serviks yang menyertainya
e.       Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya perdarahan menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur menjadi tidak tepat.
7.      Penerapan
Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada 3 tahapan :
a.       Pre ovulatory infertility phase ( masa tidak subur sebelum ovulasi )
b.      Fertility phase ( masa subur )
c.       Post ovulatory infertility phase ( masa tidak subur setelah ovulasi ).
Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu 21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal 6 kali sikulus menstruasi berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur dengan melihat data yang telah dicatat.
Bila haid teratur (28 hari)
Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke-16 dalam siklus haid.
Contoh :
Seorang istri mendapat haid mulai tanggal 10 Maret. Tanggal 10 Maret ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 21 Maret dan hari ke-16 jatuh pada tanggal 25 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 21 Maret hingga tanggal 25 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual dimasa subur harus menggunakan kontrasepsi lain.
Bila haid tidak teratur                                                                        
Jumlah hari terpendek dalam 6 siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang dalam 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.
Rumus :
Hari pertama masa subur = jumlah hari terpendek – 18
Hari terakhir masa subur = jumlah hari terpanjang – 11
Contoh :
Seorang istri mendapt haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang 33 hari ( mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya)
Langkah 1 = 25 – 18 = 7
Langkah 2 = 33 – 11 = 12
Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-12. Sehingga masa ini, suami dan istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus menggunakan kontrasepsi lain.
B.     Metode Suhu Basal (MBA)
Metode suhu basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya. Ibu dapat mengenali masa subur ibu dengan mengukur suhu badan secara teliti menggunakan termometer khusus yang bisa mencatat perubahan suhu sampai 0.1°C untuk mendeteksi, bahkan suatu perubahan kecil suhu tubuh.
Tujuan pencatatan suhu basal adalah untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur atau ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, axila atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 36 – 37°C. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37 – 38°C kemudian tidak akan kembali pada suhu 36°C. Pada saat itulah terjadi masa subur atau ovulasi pada seorang wanita. Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3 – 4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelym menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa subur atau ovulasi. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa subur atau obulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur atau ovum berhasil dibuahi maka korpus luteum akan memproduksi hormon progesteron. Akobatnya suhu tubuh tetap tinggi.
1.      Manfaat
a.       Metode suhu basal bermanfaat bagi pasangan yang menginginkan kehamilan
b.      Serta bermanfaat bagi pasangan yang menginginkan menghindari atau mencegah kehamilan.

2.      Efektifitas
Metode suhu basal akan efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten. Suhu tubuh basal dipantau dan dicatat selama beberpa bulan berturut-turut dan dianggap akurat bila terdeteksi pada saat ovulasi. Tingkat keefektifan metode sushu tubuh basal sekitar 80% atau 20 – 30 kehamilan per 100 wanita pertahun.secara teoritis angka kegagalannya adalah 15 kehamilan per 100 wanita pertahun. Metode suhu tubuh basal akan jauh lebih efektif jika dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain seperti kondom, spermisida, metode kalender atau pantang berkala.
3.      Faktor yang mempengaruhi metode suhu basal
a.       Penyakit
b.      Gangguan tidur
c.       Merokok atau minum alkohol
d.      Penggunaan obat-obatan ataupun narkoba
e.       Stress
f.       Penggunaan selimut elektrik
4.      Keuntungan
a.       Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan suami istri tentang masa subur atau ovulasi
b.      Membantu wanita yang mengalami siklus menstruasi tisak teratur mendeteksi masa subur atau ovulasi
c.       Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun meningkatkan kesempatan untuk hamil
d.      Membantu menunjukkkan perubahan tubuh lain pada saat mengalami masa subur atau ovulasi seperti perubahan lendir serviks.
e.       Metode suhu basal tubuh yang mengendalikan adalah wanita itu sendiri.

5.      Keterbatasan
a.       Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri
b.      Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis
c.       Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, merokok, alkohol, stress, penggunaan narkoba maupun selimut elektrik.
d.      Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu yang sama
e.       Tidak mendeteksi awal masa subur
f.       Membutuhkan masa pantang yang lama
6.      Petunjuk bagi penggunaan metode suhu basal tubuh
Aturan perubahan suhu atau temperatur adalah sebagai berikut :
a.       Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun dari tempat tidur)
b.      Catat suhu ibu pada kartu yang disediakan oleh instruktur KBA
c.       Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid ibu untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang normal dan rendah dalam pola tertentu tanpa kondisi-kondisi diluar normal atau biasanya
d.      Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain
e.       Tarik garis pada 0.05°C – 0.1°C diatas suhu tertinggi dari suhu 10 hari tersebut. Garis ini disebut sebagai garis pelindung atau garis suhu.
f.       Masa tak subur mulai pada sore hari setelah hari ketiga berturur-turut suhu tubuh berada diatas garis pelindung atau suhu basal
g.      Hari pantang senggama dilakuknan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk masa periode tak subur)
h.      Masa pantang untuk senggama pada metode suhu basal tubuh lebih panjang dari metode ovulasi billings.
i.        Jika salah satu dari 3 suhu berada dibawah garis pelindung selama 3 hari, kemungkinan tanda bahwa ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari kehamilan tunggu sampai 3 hari berturut-turut suhu tercatat diatas garis pelindung sebelum memulai senggama.
















BAB III
PENUTUP
A.    Keimpulan
Metode kalender atau pantang berkala adalah metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi.
Metode suhu basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur).




















DAFTAR PUSTAKA
Siti Mulyani, M dan Rinawati, M.2013.Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi. Yogyakarta :Nuha Medika.
 
Copyright (c) 2010 Diary Ku. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes and Direct Line Insurance.